JAKARTA, KOMPAS.com — Puncak aksi unjuk rasa
penolakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) akan berlangsung
besok, Selasa (27/3/2012). Kepolisian Daerah Metro Jaya mencatat akan
ada 8.000 orang demonstran yang tersebar di sejumlah titik seperti di
depan gedung DPR/MPR dan di depan Monumen Nasional (Monas).
"Kegiatan
unjuk rasa sejumlah elemen masyarakat yang terdiri dari mahasiswa,
lembaga swadaya masyarakat, dan buruh paling besar akan dilakukan besok.
Estimasi massa mencapai 8.000 orang," ungkap Kepala Bidang Humas Polda
Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto, Senin (25/3/2012), di Mapolda Metro
Jaya.
Ia menjelaskan, aksi unjuk rasa nantinya akan dilakukan
mulai pukul 09.00 hingga sore hari. Mereka akan menyebar di beberapa
titik utama seperti di gedung DPR/MPR, Monas, dan Bundaran Hotel
Indonesia (HI).
"Mereka sudah koordinasi ke kepolisian. Nanti akan kami kawal dan fasilitasi semoga semua berjalan lancar," tutur Rikwanto.
Berikut data aksi unjuk rasa yang akan dilakukan esok hari yang dihimpun Polda Metro Jaya:
1. Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) di depan Istana Negara. Jumlah massa mencapai 3.000 orang.
2. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat. Jumlah massa diperkirakan 1.000 orang.
3.
Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) di depan gedung
DPR/MPR dan Bundaran Hotel Indonesia. Estimasi massa 3.000 orang.
4. Konsolidasi Nasional Mahasiswa Indonesia (Konami) sebanyak 300 orang demonstran di depan Istana Negara.
5. Komunikasi Mahasiswa Indonesia Timur (Komit) di depan Istana Negara. Perkiraan massa mencapai 300 orang.
6. Sekitar 100 orang juga akan berunjuk rasa di Kementerian BUMN.
"Sisanya
ada yang tersebar di Balaikota, DPRD DKI Jakarta, dan KPUD terkait demo
pilkada. Sedangkan kenaikan BBM lain juga ada di
kementerian-kementerian namun jumlahnya tidak terlalu banyak," kata
Rikwanto.
Untuk mengamankan aksi unjuk rasa besar-besaran ini,
aparat kepolisian akan mengerahkan lebih dari setengah pasukannya yakni
mencapai 22.458 personel. Dari jumlah itu, sebanyak 8.254 personel
berasal dari TNI. Kendaraan taktis seperti water canon dan barakuda juga disiagakan untuk mengantisipasi kerusuhan yang mungkin terjadi esok hari.
Aparat
kepolisian dan TNI yang disiagakan, kata Rikwanto, tidak memegang
senjata api apa pun. Mereka hanya dibekali tameng dan pentungan untuk
menghalau massa. Gas air mata juga disiapkan jika sewaktu-waktu
kerusuhan memuncak. Jika terjadi kerusuhan atau massa meluber dan
menutupi jalan, akan dilakukan pengalihan arus lalu lintas. Penutupan
jalan atau pengalihan arus lalu lintas bersifat situasional melihat
kepadatan yang terjadi di lapangan.
"Kami berharap semua korlap
bisa menjaga massanya agar tidak mudah disusupi provokator yang hanya
ingin membuat kerusuhan. Kami sudah koordinasi dengan mereka dari
kemarin, semoga tidak ada kericuhan yang terjadi," pungkas Rikwanto.
sumber :: Kompas.com
No comments:
Post a Comment